TENTANG KAMI
FORKEIS,
begitulah orang mengenal organisasi ini. Lembaga dakwah Ekonomi Syariah yang
berkedudukan di UIN Alauddin Makassar. Forkeis merupakan akronim dari Forum
Kajian Ekonomi Syariah yang jika ditranslate ke dalam bahasa Inggris disebut Study of Shariah Economics Forum. Lahir tanggal 29 Safar 1430 H (25 Februari 2009) dari
tangan dingin tiga mahasiswa jurusan Muamalah (saat ini Ekonomi Islam) UIN
Alauddin Makassar, yaitu Abdul Hadi, Awaluddin, dan Mega Octaviany. Forkeis
telah menjadi salah-satu lembaga extra kampus yang secara terstruktur dan
berkesinambungan turut berkontribusi dalam sosialisasi pengembangan Ekonomi Islam
di kalangan mahasiswa UIN Alauddin Makassar dan masyarakat luas.
Pada
awal terbentuknya, Forkeis diketuai oleh Mega Octaviany dengan Dr. Amiruddin K,
S.Ag, M.Ag sebagai pembina organisasi. Berkat usaha perempuan kelahiran
Nunukan, 25 Maret 1989 ini, Forkeis
dikenal luas di lingkup kemahasiswaan,
khususnya Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar. Tercatat pula di
masanya, untuk pertamakali Forkeis merevisi Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART) Pada tanggal 7 Rabiul Akhir 1431 H yang bertepatan dengan 23
Maret 2010 M sejak tahun dibuatnya pada 2008 silam. Revisi tersebut ditujukan
untuk menyesuaikan AD/ART Forkeis dengan AD/ART FoSSEI sebagai organisasi
nasional.
Forkeis
bergabung dengan FoSSEI tahun 2009. FoSSEI sendiri merupakan akronim dari Forum
Silaturahim Studi Ekonomi Islam, sebuah forum mahasiswa nasional yang bertujuan
membumikan Ekonomi Islam melalui jalur dakwah, ukhuwah dan ilmiah. Dengan
bergabungnya Forkeis ke dalam FoSSEI maka Forkeis menjadi salah-satu KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) yang berada di
bawah naungan FoSSEI regional Sul-Sel dan Papua. Kemudian pada perkembangan
selanjutnya FoSSSI disebut sebagai Founding
Father dari Forkeis.
Terdapat
beberapa karakteristik khusus yang membuat Forkeis berbeda dengan organisasi
lain di lingkup UIN Alauddin Makassar. Pertama,
sebutan ketua untuk Forkeis adalah Direktur Eksekutif. Kedua, Forkeis berkonsetrasi pada pengembangan keilmuan dan
sosialisasi Ekonomi Islam. Ketiga,
Forkeis secara formal berlandaskan Islam dan secara in-formal berlandaskan kekeluargaan.
Adapun yang terakhir yaitu salam penutup bagi kader forkeis adalah alaikumurrohmah wassa’adah , wassalamu
alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
yang diucapkan kader Forkeis baik dalam kegiatan formal maupun non-formal.
Ketua
atau Direktur Eksekutif Forkeis merupakan orang yang terpilih melalui Mukhtamar
Forkeis yang diadakan setiap tahun atau sesuai aturan organisasi. Adapun
beberapa nama Direktur Eksekutif Forkeis beserta tahun menjabatnya yaitu Mega
Octaviany (2009-2010), Zulhajji Mansir (2011-2012), Jabal Rahmah (2012-2013),
Muhammad Toyib (2013-2014), Nasrullah (2014-2015), Alan Hidayat (2015-2016),
Ainul Fatha Isman (2016-2017), Andi Ashan Kautsar AS (2017-2018), Muh. Miftahul Khaer (2018-2019), Alif Hidayat (2019-2020), dan Nasrullah Hidir (2020-2021). Direktur Eksekutif ini dalam
menjalankan tugasnya dibantu seorang Sekertaris Umun yang disebut Direktur Program
dan seorang Bendahara Umum yang disebut Direktur Keuangan yang secara bersama Direktur
Eksekutif menjalankan fungsi organisasi melalui berbagai Departemen yang berada
dibawah otoritasnya. Adapun departemen yang berada dibawah otoritas ketiga
Direktur Forkeis (Eksekutif, Program, dan Keuangan) yaitu departemen Kajian dan
Riset (KASET), Pemberdayaan Sumber Daya Insani (PSDI), Hubungan Masyarakat
(HUMAS), Media dan Jurnalistik (MISTIK), serta departemen Dana dan Usaha
(DANUS). Masing-masing dari departemen tersebut dikontrol oleh seorang Kordinator
dan Asisten Kordinator sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap anggotanya.
Selanjutnya
sebagai lembaga yang menfokuskan diri terhadap pengembangan keilmuan dan
soialisasi Ekonomi Islam. Forkeis telah banyak berkontribusi dalam berbagai event FoSSEI dan juga melaksanakan
berbagai kegiatan sosial sebagai bentuk pengabdian dan kerja nyata kepada
masyarakat. Pengembangan keilmuan Forkeis terwujud dalam program kerja kajian Forkeis
yang berjenjang, mulai dari tahap Small
Group Discussion (SGD), Focus Group
Discussion (FGD), dan terakhir Master
Group Discussion (MGD). Sedangkan kegiatan pengabdian dan kerja nyata
Forkeis kepada masyarakat terwujud dalam program kerja yang sifatnya sosial
misalnya Forkeis Peduli Lingkungan (FPL) dan Gerakan Menabung Bank Syariah
(GMBS). Adapun kontribusi terbesar Forkeis dalam kegiatan FoSSEI yaitu
dilaksanakannya Musyawarah Nasional (Munas) FoSSEI yang Ke-XIII oleh Forkeis
pada tanggal 9-13 September 2015. Acara ini merupakan Munas FoSSEI pertama yang
diadakan KSEI dari Indonesia Timur sekaligus acara terbesar Forkeis yang juga
mengusung acara Grand Dakwah sebagai acara utamanya. Acara Grand Dakwah yang
disandingkan dengan Munas FoSSEI
tersebut berhasil menghadirkan Drs. Mohammad Siddiq, MA yang merupakan
ketua International Institute of Islamic
Thought (IIIT) sekaligus mantan ketua Islamic
Development Bank (IDB) sebagai pemateri utamanya.
Berdasarkan
Anggaran Dasar Forkeis Bab II pasal 5 ayat 1, Forkeis merupakan organisasi yang
berlandaskan Islam. Melalui aturan formal ini Forkeis dalam melaksanakan
program kerjanya selalu berorientasi pada dakwah, ukhuwah, dan ilmiah yang tidak
keluar dari tujuan dasar dari FoSSEI sebagai Founding Father Forkeis. Sebagai lembaga yang mengedepankan nilai
kekeluargaan dalam interaksi individu di dalamnya, Forkeis mengedepankan prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan
yang menyangkut organisasi khususnya pemilihan Direktur Eksekutif.
Salah
satu ciri yang juga menandakan identitas Forkeis adalah kalimat penutup sebelum salam yang
diucapkan dalam berbagai kegiatan. Kalimat tersebut yaitu alaikumurrohmah wassa’adah. Kalimat ini secara eksplisit tercantum
dalam Anggaran Dasar Forkeis Bab IX pasal 24 ayat 8. Kalimat tersebut bermakna
“atas kalian rahmat dan kebahagiaan” sebagai bentuk doa kepada siapa saja yang
mendengarnya. Kalimat ini bukan sebagai bentuk tandingan dari kalimat penutup
majlis yang diajarkan oleh Nabi, melainkan kedudukannya hanya sebagai
pengharapan dan indentitas bagi kader di Forkeis.