script> var linkMagzSetting = { menuSticky : true, relatedPosts : true, jumlahRelatedPosts: 4, relatedPostsThumb: true, infiniteScrollNav : true, tombolDarkmode : true, scrollToTop : true, fullwidthImage : true, bacaJuga : true, jumlahBacaJuga : 3, judulBacaJuga : "Baca Juga", showHideTOC : true, judulTOC : "Daftar Isi", tombolPesanWA : true, judulPesanWA : "Pesan via WhatsApp", nomorWA : 6285729848098, teksPesanWA : "Halo admin. Saya mau pesan", };
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TENTANG KAMI

FORKEIS, begitulah orang mengenal organisasi ini. Lembaga dakwah Ekonomi Syariah yang berkedudukan di UIN Alauddin Makassar. Forkeis merupakan akronim dari Forum Kajian Ekonomi Syariah yang jika ditranslate ke dalam bahasa Inggris disebut Study of Shariah Economics Forum. Lahir tanggal 29 Safar 1430 H (25 Februari 2009) dari tangan dingin tiga mahasiswa jurusan Muamalah (saat ini Ekonomi Islam) UIN Alauddin Makassar, yaitu Abdul Hadi, Awaluddin, dan Mega Octaviany. Forkeis telah menjadi salah-satu lembaga extra kampus yang secara terstruktur dan berkesinambungan turut berkontribusi dalam sosialisasi pengembangan Ekonomi Islam di kalangan mahasiswa UIN Alauddin Makassar dan masyarakat luas. 

Pada awal terbentuknya, Forkeis diketuai oleh Mega Octaviany dengan Dr. Amiruddin K, S.Ag, M.Ag sebagai pembina organisasi. Berkat usaha perempuan kelahiran Nunukan,  25 Maret 1989 ini, Forkeis dikenal luas di lingkup  kemahasiswaan, khususnya Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar. Tercatat pula di masanya, untuk pertamakali Forkeis merevisi Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Pada tanggal 7 Rabiul Akhir 1431 H yang bertepatan dengan 23 Maret 2010 M sejak tahun dibuatnya pada 2008 silam. Revisi tersebut ditujukan untuk menyesuaikan AD/ART Forkeis dengan AD/ART FoSSEI sebagai organisasi nasional.

Forkeis bergabung dengan FoSSEI tahun 2009. FoSSEI sendiri merupakan akronim dari Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam, sebuah forum mahasiswa nasional yang bertujuan membumikan Ekonomi Islam melalui jalur dakwah, ukhuwah dan ilmiah. Dengan bergabungnya Forkeis ke dalam FoSSEI maka Forkeis menjadi salah-satu KSEI  (Kelompok Studi Ekonomi Islam) yang berada di bawah naungan FoSSEI regional Sul-Sel dan Papua. Kemudian pada perkembangan selanjutnya FoSSSI disebut sebagai Founding Father dari Forkeis.

Terdapat beberapa karakteristik khusus yang membuat Forkeis berbeda dengan organisasi lain di lingkup UIN Alauddin Makassar. Pertama, sebutan ketua untuk Forkeis adalah Direktur Eksekutif. Kedua, Forkeis berkonsetrasi pada pengembangan keilmuan dan sosialisasi Ekonomi Islam. Ketiga, Forkeis secara formal berlandaskan Islam dan secara in-formal berlandaskan kekeluargaan. Adapun yang terakhir yaitu salam penutup bagi kader forkeis adalah alaikumurrohmah wassa’adah , wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, yang diucapkan kader Forkeis baik dalam kegiatan formal maupun non-formal.

Ketua atau Direktur Eksekutif Forkeis merupakan orang yang terpilih melalui Mukhtamar Forkeis yang diadakan setiap tahun atau sesuai aturan organisasi. Adapun beberapa nama Direktur Eksekutif Forkeis beserta tahun menjabatnya yaitu Mega Octaviany (2009-2010), Zulhajji Mansir (2011-2012), Jabal Rahmah (2012-2013), Muhammad Toyib (2013-2014), Nasrullah (2014-2015), Alan Hidayat (2015-2016), Ainul Fatha Isman (2016-2017), Andi Ashan Kautsar AS (2017-2018), Muh. Miftahul Khaer (2018-2019), Alif Hidayat (2019-2020), dan Nasrullah Hidir (2020-2021). Direktur Eksekutif ini dalam menjalankan tugasnya dibantu seorang Sekertaris Umun yang disebut Direktur Program dan seorang Bendahara Umum yang disebut Direktur Keuangan yang secara bersama Direktur Eksekutif menjalankan fungsi organisasi melalui berbagai Departemen yang berada dibawah otoritasnya. Adapun departemen yang berada dibawah otoritas ketiga Direktur Forkeis (Eksekutif, Program, dan Keuangan) yaitu departemen Kajian dan Riset (KASET), Pemberdayaan Sumber Daya Insani (PSDI), Hubungan Masyarakat (HUMAS), Media dan Jurnalistik (MISTIK), serta departemen Dana dan Usaha (DANUS). Masing-masing dari departemen tersebut dikontrol oleh seorang Kordinator dan Asisten Kordinator sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap anggotanya.

Selanjutnya sebagai lembaga yang menfokuskan diri terhadap pengembangan keilmuan dan soialisasi Ekonomi Islam. Forkeis telah banyak berkontribusi dalam berbagai event FoSSEI dan juga melaksanakan berbagai kegiatan sosial sebagai bentuk pengabdian dan kerja nyata kepada masyarakat. Pengembangan keilmuan Forkeis terwujud dalam program kerja kajian Forkeis yang berjenjang, mulai dari tahap Small Group Discussion (SGD), Focus Group Discussion (FGD), dan terakhir Master Group Discussion (MGD). Sedangkan kegiatan pengabdian dan kerja nyata Forkeis kepada masyarakat terwujud dalam program kerja yang sifatnya sosial misalnya Forkeis Peduli Lingkungan (FPL) dan Gerakan Menabung Bank Syariah (GMBS). Adapun kontribusi terbesar Forkeis dalam kegiatan FoSSEI yaitu dilaksanakannya Musyawarah Nasional (Munas) FoSSEI yang Ke-XIII oleh Forkeis pada tanggal 9-13 September 2015. Acara ini merupakan Munas FoSSEI pertama yang diadakan KSEI dari Indonesia Timur sekaligus acara terbesar Forkeis yang juga mengusung acara Grand Dakwah sebagai acara utamanya. Acara Grand Dakwah yang disandingkan dengan Munas FoSSEI  tersebut berhasil menghadirkan Drs. Mohammad Siddiq, MA yang merupakan ketua International Institute of Islamic Thought (IIIT) sekaligus mantan ketua Islamic Development Bank (IDB) sebagai pemateri utamanya.

Berdasarkan Anggaran Dasar Forkeis Bab II pasal 5 ayat 1, Forkeis merupakan organisasi yang berlandaskan Islam. Melalui aturan formal ini Forkeis dalam melaksanakan program kerjanya selalu berorientasi pada dakwah, ukhuwah, dan ilmiah yang tidak keluar dari tujuan dasar dari FoSSEI sebagai Founding Father Forkeis. Sebagai lembaga yang mengedepankan nilai kekeluargaan dalam interaksi individu di dalamnya, Forkeis mengedepankan  prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan yang menyangkut organisasi khususnya pemilihan Direktur Eksekutif.

Salah satu ciri yang juga menandakan identitas  Forkeis adalah kalimat penutup sebelum salam yang diucapkan dalam berbagai kegiatan. Kalimat tersebut yaitu alaikumurrohmah wassa’adah. Kalimat ini secara eksplisit tercantum dalam Anggaran Dasar Forkeis Bab IX pasal 24 ayat 8. Kalimat tersebut bermakna “atas kalian rahmat dan kebahagiaan” sebagai bentuk doa kepada siapa saja yang mendengarnya. Kalimat ini bukan sebagai bentuk tandingan dari kalimat penutup majlis yang diajarkan oleh Nabi, melainkan kedudukannya hanya sebagai pengharapan dan indentitas bagi kader di Forkeis.