Ekonomi syariah dalam tiga dasawarsa ini mengalami kemajuan yang pesat, baik dalam kajian akademis di Perguruan tinggi maupun dalam praktek operasional. Dalam bentuk praktek, ekonomi syariah telah berkembang dalam bentuk lembaga perbankan dan lembaga keuangan islam lainnya termaksuk negara barat.
Berbagai kajian dilakukan oleh seluruh pakar ekonomi baik yang berasal dari negara-negara Islam, maupun yang berasal dari negara-negara maju seperti Inggris, dan Amerika. Berbagai konferensi dan seminar Internasional dilakukan di negara- negara Muslim seperti Arab Saudi, Mesir, Kuwait, Qatar, Pakistasn, dan Malaysia
Respon positif ini sebagai modal awal untuk mengukuhkan bahwa kehadiran ekonomi Islam adalah sebuah keniscayaan yang harus terus menerus mendapatkan sambutan dari kalangan umat muslim, mengingat tantangan dalam konteks ekonomi pada masa yang akan datang semakin komplek terutama dalam hal penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.
Bahkan Vatikan mengeluarkan pernyataan mengejutkan bahwa perbankan dunia seharusnya mencontoh pada keuangan Islam untuk meningkatkan kembali kepercayaan para nasabahnya di tengah krisis global. Prinsip yang beretika yang diusung perbankan Islam dapat mendekatkan pihak bank dengan para nasabahnya. Selain itu, spirit kejujuran harus tercermin dalam setiap jasa layanan yang diberikan,” demikian yang tertulis dalam artikel harian Vatikan Osservatore Romano (Http://www.ekonomiislamonline.com)
Rumusan yang juga dikemukakan M. Nejatullah Siddiq, bahwa:
“Islamic economics is “the Muslim thiker” response to the economic challenges of times. In this endeavor they were aided by the Quran and the sunnah as well as by reason and experince”
“Ekonomi Islam adalah “pemikir Muslim” yang merespon terhadap tantangan ekonomi pada masanya. Dalam hal ini, mereka dibimbing dengan Al-Quran dan Sunnah beserta akal dan pengalaman”.
Ekonomi syariah menetap bentuk perdagangan serta pelayanan yang boleh dan tidak boleh di transaksikan. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyrakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Didalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti “kelebihan”.
Lalu bagaimana suatu sistem ekonomi syariah dapat menyelesaikan masalah masalah terbesar di Dunia seperti masalah sanitasi (akses kesehatan, penyakit, air bersih), masalah energi (pangan, mobilitas, listrik), masalah kapailitas (baca tulis, penindasan, akses pendidikan) dan masalah rasa aman (pengungsi, perang, perumahan).
Tidak bisa dipungkiri bahwa bagaimana menyediakan pangan yang terjangkau (murah) bagi penduduk yang semakin bertambah. Ini bisa dengan riset mencari bibit pangan yang paling murah, mencetak sawah/ladang yang lebih efisien dan seterusnya. Bagaimana menyediakan pakaian yang cukup. Ini mencakup penemuan bahan-bahan pakaian yang lebih murah, proses industrialisasi yang lebih efisien dan lain-lain.
Menyediakan perumahan murah, terutama bagi pasangan muda yang baru menikah dan hendak membina rumah tangga Termasuk bagaimana menyiasati harga yang penemuan bahan bangunan yang lebih efisien dan lain-lain. Menyediakan energi untuk mobilitas, industri dan penerangan. Disini termasuk penggunaan teknologi hijau yang ramah lingkungan dan lain-lain.
Menyediakan informasi/pendidikan untuk semua orang, terutama orang orang lemah. Termasuk menyediakan sekolah yang terjangkau dan berkualitas. Menyediakan air bersih dan akses kesehatan bagi Semua orang Termasuk penemuan teknologi desalina air laut, ingasi dengan pipa kecil, obat-obatan yang lebih murah, membasmi penyakit penyakit mematikan dan sebagainya. Mengatasi kerusakan lingkungan termasuk dengan mekanisme komersial. Misalnya mekanisme carbon trading untuk menyelesaikan masalah kabut asap tahunan di hutan tropis
Menyediakan tempat dan fasilitas pendukung yang baik bagi korban perang/ pertikaian politik, termasuk pengungsi dan sebagainya. Menyusun skema keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur dengan berbagai skema public private partnership yang saling menguntungkan, misalnya Build Operate and Transfer (BOT) dan sebagainya.
Oleh karena itu untuk menjadikan Ekonomi Islam sebagai landasan dalam menyelesaikan masalah ekonomi saat ini para pemikir Ekonomi Islam patut bersatu dan menjadikan isu-isu saat ini sebagai pusat perhatian (concren). Karena Ekonomi Islam akan memberikan dampak bagi orang banyak jika isu-isu ini sudah masuk dalam radar pemikiran dan agenda strategis Ekonomi Islam. Refleks ini perlu dilakukan agar kita tidak hanya sedang menyelamatkan dunia, teranyata dunia tidak memerlukan apa yang kita lakukan.
Penulis : Maghfira
Departemen Media dan Jurnalistik
0 Komentar