Puisi "Bumi Sakit Tak Berdarah" By Rahmat Hidayat

 

Hembusan angin sepoy-sepoy di pagi hari

Menggoyangkan pohon sehingga menimbulkan bunyi

Ditemani sepotong roti dan secangkir kopi

Menikmati indahnya pemandangan ini


Sayup-sayup suara burung di pagi hari

Terbang melintang kesana kemari

Menyambut kedatangan sang fajar mentari

Yang akan menyinari bumi yang berseri-seri


Tapi, tidak kah kita menyadari 

Mereka terbang mencari tempat yang nyaman untuk menenangkan diri

Akibat ulh manusia itu sendiri 

Yang kadang tidak tau diri


Membaski hutang untuk memperkaya diri

Tanpa memperhatikan alam yang selama ini mencukupi

Yang memberikan kenyamanan dan ketentraman hati

Dan segala yang kita ingini


Tapi itulah balasan anda wahai manusia-manusia pribumi

Menebang pohon sampai kenggunduli

Dan bahkan tidak menanami kembali

Seolah-olah dia tidak sadarkan diri


Dan masalah pun menghampiri 

Longsor, asap kebakaran, bahkan air yang membanjiri

Menghanyutkan segala yang dilalui

Bahkan hewan pun keluar dari habitatnya untuk menyelamatkan diri


Sampai kapan kita harus begini

Menghncurkan hidup hewan yang tidak bersalah ini

Menghancurkan bumi yang kita tempati

Tempat kita mencari ilmu dan rezeki


Kini tinggal lah bukit yang gersang dan sepucuk mimpi

Yang akan menjadi cerita bagi anak bangsa ini

Tanpa menikmati indahnya alam di tanah ibu pertiwi

Yang selama ini menjadi penyejuk hati


Wahai putra-putri bangsa ini

Berhentilah merusak buku

Berhentilah mencemari bumi

Berhentilah mengotori bumi


Rawatlah bumi yang kita cintai

Agar hidup tentram dan damai

Tanpa asap kebakaran, tanah longsor, dan air yang membanjiri

Pray format Bumi.. . .. . .

Posting Komentar

0 Komentar