Dokumentasi MISTIK |
FORKEIS, sebuah rumah yang entah kenapa akan selalu terasa hangat. Meski di waktu-waktu tertentu terasa sepi, akan kembali ramai di waktu-waktu lainnya. Terkadang, kucing secretnya‒Maimunah‒merasa kelaparan, namun di waktu-waktu lainnya akan kekenyangan juga. Entahlah, begitulah adanya, seringkali memang ada pertentangan di dalamnya, tapi entah kenapa solusi selalu punya jalan untuk mengatasinya. Seolah orang-orang di dalamya tidak mengenal apa itu sulit, yang mereka tahu hanyalah berusaha sebaik mungkin. Soal berhasil atau tidak, “Belakangan’pi itu!” kata mereka dengan sorot mata yang tajam.
Bukan rumah untuk kembali, tapi keluarga untuk pulang. Ya, kami menyebutnya sebagai keluarga untuk pulang. Konon katanya, karena keluarga tidak akan pernah meninggalkan keluarganya! Sulit mengatakan bahwa hal ini dikarenakan rasa tanggung jawab. Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah rasa cinta. Jika digabungkan, tanggung jawab terhadap rasa cinta kepada Forkeis. Maksudnya, rasa cinta terhadap Forkeis yang harus dipertangungjawabkan oleh masing-masing orang kepada dirinya sendiri. Seperti jika kau mencintai seorang wanita, kau memiliki tanggung jawab untuk memberitahu wanita itu bahwa kau mencintainya.
Ahh! Mungkin sangat mengada-ada bukan? Namun, itulah yang saya resapi semenjak diterima di tengah-tengah mereka: Forkeis. Bukan soal berkegiatan, mendapat teman baru, nama dikenang atau tidak, dapat pasangan atau tidak, tetapi soal seberapa besar arti saling merangkul dan berpegangan tangan, saling menguatkan meski sama-sama rapuh, saling membantu meski sama-sama kesulitan, tertawa bersama padahal sama-sama menangis dalam hati, serta makan bersama dari wadah yang sama. Meski hanya tempe dan sayur seadanya, masing-masing dari kita makan dengan lahap. Apabila hujan turun kala kita sedang atau akan kajian, maka cukuplah mesjid tempat berteduh. Serta yang paling seru dari semuanya, acara calla-macalla dan kegaduhan Forkeis yang selalu memberikan kehangatannya. Tak henti-henti senyum ini keluar ketika mengingatnya. See you later Forkeis and Des 7! Alaikuma’rahmah wassa’adah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhh. (By Ali Cakep's)
0 Komentar